Beranda | Artikel
Siapa yang Mau Masuk Surga Tanpa Hisab dan Azab? – Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
Kamis, 29 Agustus 2024

Meminta diruqyah. Apakah orang yang meminta diruqyah akan keluar dari keutamaan yang disebutkan dalam hadis tentang 70 ribu orang yang masuk surga tanpa dihisab?

Pertama-tama, meminta diruqyah hukumnya boleh. Namun dari sisi keutamaannya, seseorang lebih utama meruqyah dirinya sendiri, tanpa meminta orang lain untuk meruqyah dirinya. Agar dia dapat meraih keutamaan yang disebutkan dalam hadis tentang 70 ribu orang yang masuk surga tanpa dihisab dan diazab terlebih dahulu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan empat sifat yang dimiliki golongan ini. Yaitu, beliau bersabda, “Mereka yang tidak meminta diruqyah tidak meminta di-kai, tidak ber-tatayyur, dan hanya bertawakal kepada Allah.

[PERTAMA]
Tidak meminta diruqyah. Apa makna tidak meminta diruqyah? Yakni tidak meminta seorang pun untuk meruqyah dirinya. Meskipun meminta diruqyah itu dibolehkan. Namun karena tawakal mereka kepada Allah begitu sempurna mereka tidak meminta orang lain untuk meruqyah mereka, mengapa? Karena takut ruqyah itu menjadi sebab kesembuhan sedangkan biasanya dan sering kali jika ruqyah menjadi sebab kesembuhan maka hatinya akan terpaut dengan tukang ruqyah itu.

Oleh sebab itu, jika tukang ruqyah meruqyah seseorang, lalu sembuh karena ruqyah itu maka berita tentangnya begitu cepat tersebar dan tukang ruqyah itu cepat sekali terkenal. Sehingga hati orang-orang terpaut dengan tukang ruqyah, jika tercapai kesembuhan.

Jadi, karena tawakal mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla sempurna, mereka tidak meminta ruqyah dari orang lain. Meskipun hukum asal meminta ruqyah itu boleh.

[KEDUA]
Tidak meminta di-kai (pengobatan dengan besi panas). Yakni mereka juga tidak meminta orang lain untuk melakukan kai kepada mereka. Dengan alasan yang sama, yaitu karena jika dia meminta orang lain melakukan kai kepadanya, lalu sembuh, khawatir hatinya terpaut dengannya.

[KETIGA]
Tidak ber-tatayyur. Yakni tidak menganggap sial karena sesuatu. Tidak menganggap sial karena waktu, tempat, atau burung tertentu, atau apa pun itu. Hati mereka terpaut kepada Allah dan mereka punya tawakal yang kuat kepada Allah.

[KEEMPAT]
Sifat keempat, yang tiga sifat sebelumnya merujuk pada sifat ini, yaitu mereka hanya bertawakal kepada Tuhan mereka. Yakni mereka tidak meminta diruqyah karena hanya bertawakal kepada Allah, tidak meminta di-kai juga karena hanya bertawakal kepada Allah, dan tidak menganggap sial oleh sesuatu karena hanya bertawakal kepada Tuhan mereka.

Jadi, sifat yang menghimpun empat sifat ini adalah tawakal yang kuat kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan kuatnya keterpautan mereka dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, sebagian sifat ini pada dasarnya dibolehkan dan sebagian lainnya haram.

Menganggap sial karena sesuatu itu haram. Namun, meminta diruqyah itu boleh, meminta di-kai juga boleh. Namun, karena kuatnya tawakal mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka tidak meminta diruqyah dan kai, dan sama sekali tidak menganggap sial karena sesuatu. Tawakal mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla kuat. Oleh sebab itu, mereka dijanjikan akan termasuk orang-orang yang masuk surga tanpa dihisab dan tanpa diazab terlebih dahulu. Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar menjadikan kita termasuk dari mereka.

====

طَلَبُ الرُّقْيَةِ مَنْ طَلَبَ الرُّقْيَةَ هَلْ يَخْرُجُ مِنَ الْفَضْلِ الْمَذْكُورِ فِي حَدِيثِ سَبْعِينَ أَلْفًا الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِدُونِ حِسَابٍ؟

أَوَّلًا طَلَبُ الرُّقْيَةِ جَائِزٌ لَكِنْ مِنْ حَيْثُ الْأَفْضَلِيَّةُ الأَفْضَلُ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَرْقِي نَفْسَهُ بِنَفْسِهِ وَلَا يَطْلُبُ مِنْ أَحَدٍ أَنْ يَرْقِيَهُ حَتَّى يَنَالَ الْفَضْلَ الْوَارِدَ فِي حَدِيثِ السَّبْعِينَ أَلْفًا الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ

وَذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ أَرْبَعَ صِفَاتٍ هُوَ قَالَ هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُوْنَ وَلَا يَتَطَيَّرُوْنَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

لَا يَسْتَرْقُونَ مَا مَعْنَى لَا يَسْتَرْقُونَ؟ يَعْنِي لَا يَطْلُبُونَ مِنْ أَحَدٍ أَنْ يَرْقِيَهُمْ وَإِنْ كَانَ طَلَبُ الرُّقْيَةِ جَائِزًا لَكِنْ هَؤُلَاءِ لِكَمَالِ تَوَكُّلِهِمْ عَلَى اللَّهِ لَا يَطْلُبُونَ مِنْ أَحَدٍ أَنْ يَرْقِيَهُمْ لِمَاذَا؟ مَخَافَةَ أَنَّ الرُّقْيَةَ يَكُونُ مَعَهَا شِفَاءٌ تَكُونُ سَبَبًا لِلشِّفَاءِ وَالْعَادَةُ أَنَّ الرُّقْيَةَ إِذَا كَانَتْ سَبَبًا لِلشِّفَاءِ فَمِنَ الْعَادَةِ وَالْغَالِبِ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَتَعَلَّقُ قَلْبُهُ بِالرَّاقِي

وَلِذَلِكَ تَجِدُ أَنَّ الرَّاقِيَ إِذَا رَقَى أَحَدًا وَشُفِيَ بِسَبَبِ الرُّقْيَةِ سُرْعَانَ مَا يَنْتَشِرُ الْخَبَرُ وَسُرْعَانَ مَا يَشْتَهِرُ هَذَا الْإِنْسَانُ فَتَتَعَلَّقُ الْقُلُوبُ بِالرُّقَاةِ إِذَا حَصَلَ الشِّفَاءُ فَهَؤُلَاءِ لِكَمَالِ تَوَكُّلِهِمْ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَطْلُبُونَ مِنْ أَحَدٍ أَنْ يَرْقِيَهُمْ وَإِنْ كَانَ طَلَبُ الرُّقْيَةِ فِي أَصْلِهِ جَائِزًا

الصِّفَةُ الثَّانِيَةُ لَا يَكْتَوُونَ أَيْ لَا يَطْلُبُونَ أَيْضًا مِنْ أَحَدٍ أَنْ يَكْوِيَهُ لِلسَّبَبِ نَفْسِهِ لِأَنَّهُ أَيْضًا لَوْ طَلَبَ مِنْ أَحَدٍ أَنْ يَكْوِيَهُ ثُمَّ شُفِيَ بِسَبَبِ ذَلِكَ الْكَيِّ يَتَعَلَّقُ قَلْبُهُ بِهِ

وَالصِّفَةُ الثَّالِثَةُ لَا يَتَطَيَّرُوْنَ يَعْنِي لَا يَتَشَاءَمُونَ لَا بِزَمَانٍ وَلَا بِمَكَانٍ وَلَا بِطَيْرٍ وَلَا بِأَيِّ شَيْءٍ قُلُوبُهُمْ مُتَعَلِّقَةٌ بِاللَّهِ سُبْحَانَهُ وَعِنْدَهُمْ قُوَّةُ تَوَكُّلٍ عَلَى اللَّهِ الصِّفَةُ الرَّابِعَةُ وَالَّتِي تَرْجِعُ لَهَا الصِّفَاتُ السَّابِقَةُ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

يَعْنِي لَا يَسْتَرْقُونَ لِأَنَّهُمْ عَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ وَلَا يَكْتَوُوْنَ لِأَنَّهُمْ عَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ وَلَا يَتَطَيَّرُوْنَ لِأَنَّهُمْ عَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

فَالصِّفَةُ الْجَامِعَةُ لِهَذِهِ الصِّفَاتِ الْأَرْبَعِ هِيَ قُوَّةُ التَّوَكُّلِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَقُوَّةُ تَعَلُّقِهِمْ بِاللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى لَكِنْ بَعْضُ هَذِهِ الصِّفَاتِ فِي أَصْلِهِ جَازَ وَبَعْضُهُ مُحَرَّمٌ

التَّطَيُّرُ مُحَرَّمٌ لَكِنْ مَثَلًا طَلَبُ الرُّقْيَةِ جَائِزٌ طَلَبُ الْكَيِّ جَائِزٌ لَكِنْ هَؤُلَاءِ مِنْ قُوَّةِ تَوَكُّلِهِمْ عَلَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى تَرَكُوا طَلَبَ الرُّقْيَةِ وَتَرَكُوا الْكَيَّ وَلَا يَتَشَاءَمُونَ مُطْلَقًا عِنْدَهُمْ قُوَّةُ تَوَكُّلٍ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلِهَذَا فَإِنَّهُمْ قَدْ وُعِدُوا بِأَنْ يَكُونُوا مِنَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ نَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى أَنْ يَجْعَلَنَا جَمِيعًا مِنْهُمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/siapa-yang-mau-masuk-surga-tanpa-hisab-dan-azab-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/